Sabtu, 21 Mei 2011

LKIR Sains "Halaman Isi (Hasil dan Pembahasan serta kesimpulan)"

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Uji pH
Tabel 3. Hasil Uji PH
No. Air yang diuji pH Sifat Keterangan
1 Air A 7 Netral Aman untuk dikonsumsi
2 Air B 8 Basa lemah Aman untuk dikonsumsi
3 Air C 8 Basa lemah Aman untuk dikonsumsi
4 Air D 9 Basa lemah Tidak Aman untuk dikonsumsi
Catatan :
Air A : Air biasa sebagai kontrol
Air B : Air Qi (10 gram + 2 liter air)
Air C : Air Qi ( 5 gram + 2 liter air)
Air D : Air Qi (100 gram + 2 liter air)

Air Qi disaring dengan 4 lapis kain penyaring, hal itu disebabkan agar memperoleh air Qi yang jernih. Setelah itu dilakukan uji Ph pada air Qi tersebut. Namun pada air Qi yang menggunakan 100 gram abu Qi, tidak dapat dihasilkan air yang jernih walaupun sudah di saring dengan 4 lapis kain penyaring. Dan memperoleh hasil seperti di atas. Air Qi pada pH 9 tidak dilakukan penanakan nasi karena dikhawatirkan dapat membahayakan bagi kesehatan. (Kemenkes, 2010).












4.1.2 Uji Kandungan Karbohidrat
Tabel 4. Hasil Uji Karbohidrat
No. Bahan yang Diuji Perubahan warna Keterangan
Sebelum Ditetesi Iod Sesudah Ditetesi Iod
1. Nasi A Putih Biru tua Terdapat Karbohidrat
2. Nasi B Putih Biru tua
3. Nasi C Putih Biru tua
Catatan:
Nasi A : Nasi yang dimasak dengan air biasa sebagi kontrol.
Nasi B : Nasi yang dimasak dengan air Qi (10 gram + 2 Liter air) sebagai bahan Uji coba pertama.
Nasi C : Nasi yang dimasak dengan air Qi (5 gram + 2 Liter air) sebagai bahan Uji coba kedua.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa nasi dimasak dengan menggunakan air Qi masih mengandung karbohidrat.














4.1.3 Pengamatan Fisik
Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Hasil Pengamatan
Waktu Kontrol
(Nasi Biasa) Perlakuan
(Menggunakan air Qi)
100 gram 10 gram 5 gram
19 April 2011
Jam 18:00
Nasi A
*
Nasi B
Nasi C
19 April 2011
Jam 22:00 Nasinya lengket tetapi masih tetap putih murni Tidak lengket dan sedikit berkilau Tidak lengket dan tetap putih murni
20 April 2011
Jam 10:30 Mulai berlendir dan sedikit lembek Tidak berlendir dan teksturnya masih baik Mulai berlendir dan tetap putih
20 April 2011
Jam 18:00 Sudah lembek dan terdapat banyak lender Tetap seperti sebelumnya Berlendir dan sedikit lembek
21 April 2011
Jam 10.00 Sangat lembek, terdapat banyak lendir, baunya menyengat dan terdapat jamur. Tidak lembek, mulai berlendir dan terdapat sedikit jamur Mulai banyak lender
21 April 2011
18:00 Sangat lembek menyerupai bubur, baunya sangat menyengat dan banyak terdapat jamur yang berwarna kuning. Sedikit lembek, berlendir dan terdapat jamur. Banyak lendir, sedikit lembek dan baunya sedikit menyengat

*) Untuk 100 gram tidak digunakan untuk menanak nasi karena setelah penyaringan 3 kali dihasilkan air qi yang tidak jernih (agak hitam).





4.1.4. Uji Organoleptik
Penulis melakukan uji organoleptik terhadap 13 siswa-siswi di kelas X-B dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Uji Organoleptik
No. Nama Nasi dengan 10 gram air Qi (B) Nasi dengan 5 gram air Qi (C) Keterangan
1. Enes ++ + A lebih lemas
2. Mariyatul ++ + A lebih lemas
3. Mindy ++ + A lebih enak
4. Sunarti ++ + A lebih enak
5. Uswatun ++ + A lebih lemas
6. Rizal + ++ B lebih keras
7. Samsul + ++ B lebih keras
8. Herman + ++ B lebih keras
9. Lilis ++ + A lebih gurih
10. Gita ++ + A lebih lemas
11 Meliya ++ + A lebih lemas
12. Amiludin ++ + A lebih gurih
13. Mega ++ + A lebih lemas
Keterangan:
++ : Lebih suka
+ : Kurang suka













4.2. Pembahasan
Penelitian untuk mengetahui manfaat air Qi terhadap daya simpan nasi dimulai dari pemilihan jerami, kemudian jerami dibersikan terlebih dahulu, jerami lalu dibakar untuk diambil abunya, kemudian menyiapkan tiga wadah untuk takaran 100 gram + 2 Liter air, 10 gram + 2 Liter Air, 5 gram + 2 Liter air, lalu didiamkan selama 4 jam agar jernih, setelah itu air abu Qi di saring menggunakan kain 4 lapis dan penyaring. Penggunaan 4 lapis kain dimaksudkan untuk mendapatkan hasil penyaringan air yang jernih. Setelah diperoleh air yang jernih dilakukan uji pH agar kita dapat mengetahui apakah air Qi tersebut layak untuk dikonsumsi. Dari hasil uji tersebut diketahui bahwa air Qi aman untuk dikonsumsi karena mempunyai pH 8 (Tabel 3) (Kemenkes, 2010)
Setelah pengujian pH dilanjutkan dengan menanak nasi. Yang pertama nasi dimasak dengan air biasa sebagai kontrol (nasi A), nasi yang kedua (nasi B) dimasak dengan larutan 10 gram abu Qi, lalu nasi yang ketiga (nasi C) dimasak dengan larutan 5 gram abu Qi. Namun untuk larutan 100 gram abu Qi + 2 Liter air tidak dilakukan penanakan nasi karena setelah disaring 3 kali tidak dapat menghasilkan air yang jernih, dikhawatirkan akan dapat mempengaruhi warna nasi yang dimasak. Setelah nasi matang dilakukan uji kandungan karbohidrat dan uji organoleptik.
Dari Tabel.4 diketahui nasi (A, B, C) membentuk warna biru tua setelah diberi reagen iod. Hal ini menunjukkan ketiganya mengandung karbohidrat. Uji ini membuktikan bahwa penggunaan air Qi untuk menanak nasi tidak menghilangkan kandungan karbohidrat pada nasi.
Dari Tabel.5 diperoleh data bahwa 10 dari 13 (78%) siswa-siswi di kelas X-B, lebih menyukai nasi B daripada nasi C. 10 orang tersebut menyatakan bahwa nasi B lebih gurih, lebih lemas, dan lebih enak. Dan 3 orang lainnya menyatakan bahwa nasi C lebih keras teksturnya sehingga enak untuk dimakan bagi mereka.
Setelah dilakukan uji organoleptik, nasi kemudian disimpan, 4 jam kemudian dilakukan pengamatan daya simpan nasi. Kerusakan pada bahan makanan dapat terjadi karena kerusakan fisik, kimia, atau enzimatis (biologi). Namun secara umum kerusakan makanan disebakan oleh berbagai faktor dimana salah satunya adalah tumbuhnya bakteri, kamir atau kapang pada makanan yang dapat merusak gizi sehingga mengakibatkan bau busuk, dan juga dapat membentuk lendir, gas, busa, asam ataupun racun.
Namun pada penelitian ini hanya dilakukan uji pengamatan fisik saja dengan hasil seperti yang tertera pada Tabel 5. Uji ini untuk mengetahui ciri-ciri kerusakan pada nasi. Dari hasil pengamatan fisik diketahui bahwa nasi yang ditanak dengan air Qi (10 gram abu Qi + 2 liter air) dapat bertahan selama 48 jam, Untuk air Qi takaran 5 gram + 2 Liter air bertahan selama 32 jam, sedangkan yang dimasak dengan air biasa hanya dapat bertahan selama 24 jam.
Nasi dengan air Qi (dari 10 gram abu Qi) setelah 48 jam baru mulai lembek jika dibandingkan dengan nasi biasa. Sedangkan nasi yang dimasak menggunakan 5 gram air Qi bertahan selama 28 jam. Jika nasi yang dimasak menggunakan air biasa setelah 24 jam sudah lembek, berlendir dan berbau tidak sedap.
Air Qi mempunyai kemampuan untuk meningkatkan daya simpan nasi hal ini dimungkinkan karena kandungan antiseptik pada abu Qi yang mampu membunuh pertumbuhan mikroba pembusuk. (Syamsir, Elvira. 2008). Namun belum diketahui jenis mikroba tersebut, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Disamping itu kandungan mineral, seperti: natrium, fosfor, kalium, magnesium, besi, mangan, tembaga, seng mampu memperkuat tekstur bahan pangan sehingga tidak mudah dirusak oleh mikroba. Yang terutama adalah unsur kalium dan natrium karena jika bereaksi dengan tepung hasilnya bisa kenyal dan padat sehingga awet dan bakteri tidak bisa masuk. (Dara, Sekar. 2008).
Dengan kemampuan air Qi mempertahankan daya simpan nasi bisa untuk kedepan air Qi bisa dimanfaatkan sebagai pengawet alami. Hal ini mengacu pada definisi pengawet makanan yaitu cara yang digunakan untuk membuat makanan memiliki daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan (Anonimd, 2010). Dengan adanya pengawetan alami berupa air Qi kita dapat lebih menekan penggunaan pengawet kimia yang dapat membahayakan kesehatan. Dengan memanfaatkan air Qi atau air rendaman abu jerami kita dapat memanfaatkannya sebagai bahan pengawet makanan. Aman untuk dikonsumsi karena bahan pengawet tersebut alami atau barasal dari tumbuhan yang natural di sekeliling kita.
Penulis menggunakan objek berupa nasi karena merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat. Hal ini juga bertujuan untuk meminimalisir penggunaan zat kimia yang sering digunakan pada industri kecil maupun jajanan ringan. Juga dapat dilakukan oleh pedagang yang menjual makanan yang berbahan dasar karbohidrat, misalnya penjual nagasari, mie ayam, martabak manis dan lain sebagainya.
Dampak yang dapat kita peroleh dari penggunaan pengawet alami seperti air rendaman abu jerami diantaranya adalah dapat mengenyalkan makanan, dapat melunakkan tekstur makanan, dan juga dapat mempererat tekstur makanan sehingga dapat menghambat pertumbuhan jamur yang dapat menyebabkan makanan cepat basi. (Anonimc, 2009).
Dari uraian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa manfaat penggunaan bahan pengawet alami tidak jauh beda dengan menggunakan bahan pengawet kimia, bahkan kita dapat terhindar dari dampak-dampak negatif dari penggunaan bahan kimia yang berbahaya. Kita juga dapat memanfaatkan limbah masyarakat di lingkungan pertanian agar tidak terbuang sia-sia dan menjadikan air di sekitar permukiman menjadi tercemar.
Dengan adanya penelitian, masyarakat dapat menghindari makanan-makanan yang kurang baik untuk kesehatan. Masyarakat dapat lebih mengantisipasi pola hidup mereka menjadi pola hidup yang alami dan sehat. Mereka juga dapat memanfaatkan limbah yang tidak lagi terpakai menjadi sebuah sarana menghindari racun di tengah-tengah konsumeritas mereka.











BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis dalam uji coba pengawetan nasi dengan menggunakan air Qi, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Penggunaan air Qi dalam pemasakan nasi memperpanjang daya simpan nasi dan relatif aman.
2. Takaran air Qi yang dianjurkan adalah abu qi 10 gram direndam dalam air sebanyak 2 liter.
5.2. Saran
1. Untuk dilakukan uji lebih lanjut, meliputi uji biologi dan kimia terhadap nasi yang menggunakan air Qi.
2. Untuk mengujikan penggunaan air Qi pada produk perdagangan yang menggunakan bahan dasar beras untuk meningkatkan daya simpannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar